SELAMAT DATANG DI BLOG PNPM MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI ---o000o PNPM-MPd o000o--- LAPOR JIKA ANDA MELIHAT PEMBANGUNAN / PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN TIDAK BERES SMS KE 0852 6945 5754 - 0813 6613 0160 - 0852 6678 7751

Jumat, 07 Juni 2013

ISRA MI’RAJ DAN KEPEMIMPINAN



Beberapa hari lalu kita baru saja memperingati Isra Mi’raj, tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut dan tak kalah pentingnya adalah seputar penafsiran apakah peristiwa tersebut merupakan perjalanan fisik atau batin..? terlepas dari berbagai perdebatan itu yang jelas berbagai kalangan menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah perjalanan fisik yang dapat dibuktikan secara lmiah. Pada kesempatan ini saya tidak membahas hal tersebut saya mencoba untuk menelah peristiwa isra mi’raj dari sisi perintah sholat yang diterima oleh Rasullulah Muhammad SAW. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari pada saat Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Ma’mur, Allah SWT mewajibkannya beserta umat Islam yang dipimpinnya untuk mengerjakan shalat lima puluh kali sehari-semalam. 

Lantas apa istimewanya peristiwa tersebut dengan apa yang ingin saya sampaikan disini….? yang harus kita renungkan adalah “PERINTAH SHOLAT DARI ALLAH KEPADA NABI DAN UMAT” jadi ada 3 point penting disini pertama ada perintah agar Nabi dan umatnya melaksanakan sholat, kedua ada yang memerintah yakni ALLAH SWT kemudian ada yang diperintah. Dalam hal ini hubungan antara yang memerintah dan diperintah adalah hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan tentu saja statusnya lebih tinggi lagi dari pada hubungan antara pimpinan dan bawahan. Namun lagi lagi pertanyaannya adalahlah apa istimewanya peristiwa itu…?

Baiklah saya coba jelaskan apa yang menjadi penafsiran saya, pertama bahwa peristiwa tersebut tidak hanya dipandang dari sisi perintah dari otoritas Yang Maha Agung dan Maha Tinggi, namun ada peristiwa kepemimpinan dimana perintah pertama yang diberikan adalah melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari semalam, selanjutnya Nabi Muhammad SAW selaku pemimpin umat meminta keringangan kepada ALLAH dikarenakan keprihatinannya akan ketidak mampuan umatnya dalam melaksanakan shalat 50 waktu tersebut. Saya bahasakan proses ini sebagai bentuk negosiasi yang akhirnya dikabulkan menjadi 10 waktu dalam sehari semalam, pada tahapan ini proses negosiasi tersebut diulang kembali hingga dikurangi menjadi 5 waktu dalam sehari semalam. Artinya ada tiga kali proses dimana Nabi Muhammad SAW bertemu ALLAH SWT dan 2 diantaranya adalah proses negosiasi untuk meminta keringanan bilangan waktu shalat. Sebetulnya dalam peristiwa ini ada peran Nabi Musa AS dalam memberi saran dan masukan kepada Nabi Muhammad SAW agar meminta keringan bahkan hingga bilangan 5 waktu dalam sehari semalam, akan tetapi Nabi Muhammad SAW malu untuk meminta keringanan lagi setelah 2 kali negosiasi dilakukan beliau menyatakan menerima dan ridho atasnya.

Apa hubungannya dengan kepemimpinan ..? jelas bahwa Nabi Muhammad adalah teladan untuk kepemimpinan dimana beliau tidak begitu saja menerima perintah untuk dilaksanakan bersama umatnya namun beliau lebih jauh sangat memikirkan kemampuan umatnya dan menegosiasikan hingga ada pengurangan bilangan sholat dari 50 menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.

Tentu saja semua peristiwa itu tidak berdiri sendiri, ada skenario besar Allah dalam memberi pelajaran kepada makhluknya untuk dapat diimplematasikan dalam kehidupan sehari-hari antar manusia,  coba kita renungkan bukankah ALLAH Maha Mengetahui, Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak. Kenapa tidak langsung ditetapkan saja shalat itu menjadi 5 waktu, kenapa harus ada proses negosiasi, apakah ALLAH tidak mengetahui jika bilangan 50 berat untuk dilaksanakan umat Muhammad SAW…?

Tentu saja banyak makna dibalik perstiwa itu semua, saya mencoba melihat dari peran seorang pemimpin terhadap yang dipimpin, bagi saya pemimpin yang baik akan selalu memperhatikan potensi dan kekuatan bawahannya dan berani untuk menegosiasikan hal-hal yang akan memberatkan bawahan. Pemimpin yang baik tidak hanya bisa bilang “ YES….SIR, SIAP….PAK, SIAP…NDAN, OK…PAK, AMAN PAK, AMAN BOS, SIAP DIKERJAKAN PAK BOS”

Hanya sebuah penafsiran untuk renungan
aslam_go04@yahoo.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan membuat komentar apa saja sepanjang masih dalam batas kewajaran

Berita Populer