Amir, Dinato, Awaludin dan Supriadi merupakan sahabat sepermainan sejak kecil hingga memasuki
usia remaja meskipun mereka berasal dari desa yang berbeda dalam lingkup
kecamatan sadu. Amir adalah seorang pemuda dari desa
Sungai Itik, Sebelum berkiprah di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) kegiatan sehari-harinya menjaga gedung walet dengan
penghasilan kala itu cukup besar dan dapat dikatakan lebih dari cukup untuk ukuran
seorang remaja tamatan SMA.
Supriadi remaja desa Sungai
Jambat yang kegiatan
sehari-harinya mengelola PAUD namun tak jarang pula kala itu ia ikut terlibat
membantu desa bila ada kegiatan. Sementara Dinato hanyalah remaja biasa sebagaimana umumnya remaja
desa sungai itik yang tidak memiliki aktifitas begitupun halnya Awaludin dari desa sungai sayang.
Pada tahun 2008 ketika kecamatan Sadu ikut berpartisipasi dalam
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
(PNPM MPd), satu-persatu dari
empat sekawan ini mulai bergabung dalam kegiatan PNPM-MPd sebagai Kader Desa kecuali Amir yang terpilih sebagai UPKS
Kec. Sadu dengan posisi sebagai sekretaris. Alasan mereka bergabung di kegiatan PNPM-MPd sama yaitu
ingin mendapat ilmu. Atas nama
ilmu dan pengalaman, amir yang sebelumnya telah memiliki pekerjaan sebagai
penjaga rumah walet dengan penghasilan lebih dari cukup kala itu rela meninggalkan
pekerjaan untuk bergabung di PNPM-MPd.
Seiring berjalannya waktu
dalam tiap tahapan kegiatan, mereka berempat selalu merasa tertantang untuk tahu lebih banyak
berbagai hal terkait pengetahuan baru sehingga dari semula ketika belum mengenal dan mendalami komputer,
melalui PNPM-MPd mereka termotifasi untuk dapat mengoperasikan komputer, ilmu pengarsipan serta ilmu Keuangan sederhana. Alhasil dikarenakan motivasi yang kuat dari diri
mereka sendiri untuk belajar melalui bimbingan berbagai pihak mereka bertiga menjadi Ujung Tombak dimasing-masing desa dalam urusan pengarsipan dan keuangan, Sa’at ini mereka memiliki jabatan
yang sama meskipun pada tempat
yang berbeda. Mereka sama sama menjadi Bendahara. Awaludin, Supriadi dan
Dinato menjadi bendahara desa didesa mereka masing-masing, sedangkan Amir menduduki posisi baru sebagai Bendahara UPK Kecamatan Sadu.
Dari remaja biasa dengan beragam aktifitas hingga adanya kepercayaan
kepala desa dan masyarakat yang diamanahkan kepada mereka untuk mengelola
pengarsipan dan keuangan tentu menjadi suatu indikasi sederhana bahwa mereka
memiliki kecakapan untuk melakukan tugas tersebut, bahkan menjadi hal yang cukup menarik ketika
selaku bendahara desa mereka bertiga mengajukan pencairan dana ADD dari delapan desa di
kecamatan Sadu, desa mereka termasuk desa yang
memiliki dokumen pengajuan yang sesuai dengan ketentuan Pemerintah Daerah, salah
seorang pejabat di kabupatenpun berkomentar bahwa desa yang
melibatkan pelaku-pelaku dari PNPM-MPd lah yang cepat dan
lengkap pengajuan dokumen pencairan dana ADD nya. Itu
artinya secara tidak langsung pujian tersebut juga tertuju kepada
mereka bertiga. Anonim - SADU
Dengan mengucapkan terima kasih kepada pelaku pimpinan PNPM-MPd Kecamatan Sadu yang mampu memberikan motifasi terhadap kami selaku remaja biasa yang tidak mempunyai kemampuan dalam bidang Administrasi didalam pengelolaan keuangan,,
BalasHapusDengan Kehadiran PNPM-MPd di Kecamatan Sadu, sehingga kami ikut bergabung di dalam program tersebut lalu diberi kepercayaan Oleh Desa Sebagai pengelolah Administrasi yang sampai sekarang ini masih di pakai ilmu yg di dapet oleh binaan-binaan para pelatih profesional Pelaku PNPM-Mpd Kecamatan Sadu Maupun Pelaku PNPM Tingkat Kabupaten Tanjung Jabung Timur