SELAMAT DATANG DI BLOG PNPM MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI ---o000o PNPM-MPd o000o--- LAPOR JIKA ANDA MELIHAT PEMBANGUNAN / PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN TIDAK BERES SMS KE 0852 6945 5754 - 0813 6613 0160 - 0852 6678 7751

Sabtu, 20 Desember 2014

32 tahun penantian terjawab oleh PNPM



        Berawal dari usulan musyawarah desa khusus perempuan mereka mengusulkan jembatan beton kemudian dilanjutkan dengan musyawarah desa perencanaan yang dihadiri perempuan dan laki-laki mereka masih mengusulkan satu usulan yang sama, karena mereka menganggap desa jatimulyo sangat membutuhkan jembatan sebagai sarana transportasi baik untuk membawa hasil pertanian dan juga akses yang terdekat untuk keluar masuk kedesa. Desa jatimulyo lebih dari 90 % berdiri diatas lahan gambut termasuk lahan pertanian, yang menjadi keluhan masyarakat adalah akses transportasi baik jalan maupun jembatan untuk membawa hasil pertanian dan akses keluara masuk desa.
Pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan beton tim yang dibentuk dijatimulyo sangat berperan dalam pengawasan pembangunan karena mereka sangat berharap adanya jembatan beton didesa mereka, dengan pembekalan dan pengarahan yang diberikan kepada masyarakat agar mengawasi pembangunan semaksimal mungkin karena dalam program PNPM tidak ada anggaran untuk pemeliharaan dan rehap/perbaikan jembatan maka diharapkan masyarakat setempat untuk mengawasi pembangunan, masyarakat dengan senang menerima pengarahan untuk mengawasi jalannya pembangunan jembatan beton.
Dengan antusias masyarakat yang hadir saat serah terima dan peresmian jembatan beton didesa jatimulyo yang dihadiri oleh camat, dalam acara serah terima masyarakat dengan bangga menerima jembatan beton mereka menyebut inilah sejarah pertama sejak berdirinya desa jatimulyo tiga puluh dua tahun yang lalu jembatan beton dibangun didesa jatimulyo. Setelah peresmian jembatan masyarakat secara serentak menyakatan terimakasih terhadap PNPM karena telah dibangunnya jembatan beton didesa mereka.(Mardanis/FK Dendang)

Rabu, 17 Desember 2014

Harum Manisnya Dana SPP..



Kelompok Harum Melati merupakan salah satu kelompok SPP  yang dilayani dan dibina oleh  Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Sejahtera Mandiri kecamatan Nipah Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. Kecamatan Nipah Panjang terdiri dari 2(dua) kelurahan dan 8(delapan) desa  yang pada umumnya telah memiliki kelompok-kelompok unggulan. Kelompok Harum Melati adalah salah satu kelompok yang mengalami kemajuan yang sangat pesat, kelompok yang di ketuai oleh Ibu Jumiati ini dan anggota kelompok selalu terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing sebagai pembuat kerupuk udang dan pengelola ikan asin.
Gambar. 1
Para anggota kelompok sedang melakukan kegiatan rutinnya membersikan Udang sebagai bahan dasar  pembuatan kerupuk Udang





Awalnya  tahun 2004 kegiatan ini belum merupakan suatu kelompok karena  hanya ada  3 (tiga)  orang dan karena  melihat potensi yang ada, dimana daerah ini didominasi pekerjaan penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan maka mereka sepakat untuk mencoba membuat kerupuk udang.
Dengan bermodal sedikit pengalaman yang mereka miliki dan uang Rp 500 000 yang bersumber dari iuran dari tiga orang anggota mereka memulai kegiatan pembuatan kerupuk udang. Dengan modal tersebut mulanya hasil  kegiatan yang mereka lakukan antara ada dan tiada karena belum dilakukan secara baik dikarenakan keterbatasan modal, tetapi dengan semangat kebersamaan kelompok ini bertahan sampai tahun 2008 dimana pada waktu itu tahun awal masuknya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd), karena salah satu dari anggota tersebut ada yang aktif mengikuti musyawarah desa yang dilakukan dikelurahan, maka tersosialisasilah kegiatan program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan di kelurahan khususnya terhadap anggota kelompok Harum Melati lainnya.

Gambar: 2
Anggota kelompok Harum Melati yang sedang mengemas kerupuk udang dan sudah siap dipasarkan.       

Dari hasil pertemuan musyawarah di kelurahan yang dilanjutkan pada pertemuan kelompok dan dengan berbagai proses yang mendahuluinya, maka  terbentuklah kelompok ini secara resmi dengan anggota 10 (sepuluh) orang untuk kemudian terdanai dari Bantuan Langsung Masyarakat  siklus tahun 2008 simpan pinjam khusus perempuan sebesar Rp 10.000.000. sejak mendapatkan bantuan  pinjaman dari program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan kelompok ini mengalami perkembangan dalam menjalakan usaha.
Dalam perjalannya bersama PNPM Mandiri Perdesaan kelompok ini telah mendapat 3 kali pinjaman yakni pada akhir 2008 sebanyak Rp 10.000.000-, akhir 2009 Rp 20.000.000 dan tahun 2012 awal mendapat pinjaman sebesar Rp 35.000.000, Aset yang dimiliki kelompok Harum Melatipun sudah Mencapai Rp 30.000.000 dengan produksi  Kerupuk Udang dalam satu hari mencapai 20 - 40 kg dengan harga penjualan kerupuk udang Rp 25.000/Kg,
Perkembangan kelompok ini diiringi pula dengan perkembangan jumlah anggota yang pada saat ini telah mencapai 28 orang, dengan adanya pertumbuhan anggota memberikan ide baru bagi kelompok untuk mengembangakan usaha lain dalam bentuk pengolahan ikan asin yang mencapai 1000 - 2000 Kg / bulan dengan jenis ikan yang berbeda-beda dengan harga antara Rp. 12.000/kg sampai  Rp 25.000/Kg.
Dengan adanya perkembangan dari usaha kelompok tersebut tentu saja membawa berkah bagi para anggota yang semula mereka hanya diam dirumah mengharapkan pendapatan suami, kini mereka telah memiliki aktifitas lain yang dapat mendukung ekonomi rumah tangga dengan pariasi penghasilan antara Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 / anggota
Gambar: 3
Para anggota kelompok Harum Melati yang sedang mengolah ikan asin




Jumat, 05 Desember 2014

Ada PNPM dikampungku........


Desa Rantau Makmur, adalah desa yang terletak di Kecamatan Berbak. Awal aku menginjakkan kaki di desa ini adalah pada bulan Januari 2014. Jujur saja, kondisi desa ini sangat tidak layak untuk dilewati pada saat itu. lah kok bisa aku bilang begitu? hmmm..., pada saat yang sama ada seorang ibu sambil menggendong anaknya bergumam..MasaAllah..ini jalan apa kolam renang to...
Kondisi seperti ini hampir setiap tahun dirasakan oleh masyarakat desa Rantau Makur, pada saat bulan Oktober sampai Februari biasanya intensitas hujan sangat tinggi sehingga menaikkan permukaan air tanah, ditambah lagi dengan letak geografis desa yang berada di aliran sungai Batanghari.
IMG_0691



Di kecamatan Berbak ada 5 desa dan 1 kelurahan, yang mana akses jalan kedesa tersebut sangat sulit dilalui, walaupun jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kecamatan tapi tidak ada angkutan reguler yang bisa senantiasa mengantarkan pendatang jika hendak berkunjung ke suatu desa. Rata-rata semua desa hanya bisa dilalui oleh jalur air yaitu menggunakan “pompong” sebutan masyarakat disini apalagi jika musim hujan seperti sekarang.
Jalan ini merupakan jalan utama dan merupakan akses satu-satunya masyarakat untuk melakukan semua aktifitas, salah satunya di mana anak-anak setiap pagi harus melaluinya untuk berangkat ke sekolah, para guru dan pegawai yang akan berangkat ketempat kerja, dan yang terpenting lagi adalah jalan ini sebagai akses keluarnya hasil kebun masyarakat. ada alternatif jika tak ingin melalui jalan ini, yaitu jalur air, yang merupakan parit atau sekunder (SK) sebagai antisipasi pasang surut, yang mana kita ketahui bahwa daerah Tanjung jabung Timur pada umumnya merupakan daerah perairan pasang surut.

Pada bulan Februari 2014 program PNPM melakukan Pengkajian Keadaan Desa sebagai wujud dari penggalian gagasan ditingkat dusun, dari proses ini didapatlah berbagai usulan yang berasal dari masyarakat, kemudian kita urutkan berdasarkan prioritas yang akan dibangun. waktu itu desa Rantau Makmur mengusulkan pembangunan jembatan melalui PNPM dan peningkatan jalan berbasis wilayah melalui dana MP3KI. Alhamdulillah, akhirnya penentuan prioritas kegiatan ditingkat kecamatan desa Rantau Makmur mendapatkan kegiatan prasarana jembatan beton dan peningkatan jalan yang menghubungkan 2 desa lainnya.
Untuk kegiatan simpan pinjam khusus perempuan (SPP) desa ini juga memiliki potensi yang luar biasa, kaum ibu-ibu banyak yang memiliki usaha rumahan baik aneka usaha maupun usaha bersama yang dilakukan secara kelompok. Diawali dengan melimpahnya hasil pertanian palawija masyarakat, kemudian terciptalah gagasan untuk pengolahan produk yang lebih baik, higienis serta tahan lebih lama sebelum dikonsumsi, sehinggga kaum ibu-ibu membuat pengolahan makanan dari kedele dan kacang hijau serta kerajinan-kerajinan dari pandan hutan.
Sampai saat ini seluruh kegiatan simpan pinjam khusus perempuan (SPP) belum ada tunggakan sama sekali, dan proses pengembaliannyapun berlangsung lancar dan tanpa ditagih sudah disetor oleh Ibu-ibu. Besar harapan kaum ibu-ibu disini agar kegiatan PNPM-MPd bisa terus digulirkan tiap tahunnya, mengingat pendapatan serta tingkat kemiskinan di Berbak cukup tinggi untuk skala kabupaten Tanjung Jabung Timur, dengan adanya bantuan permodalan serta perbaikan dan peningkatan kualitas prasarana yang ada, tidak mustahil 3 tahun kedepan Berbak akan menjadi destinasi atau tujuan untuk menginvestasikan usahanya ditambah lagi dengan selesainya pelabuhan Internasional Ujung Jabung yang melintasi desa-desa di kecamatan Berbak. (wisnu_FT Berbak)

Berita Populer