SELAMAT DATANG DI BLOG PNPM MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI ---o000o PNPM-MPd o000o--- LAPOR JIKA ANDA MELIHAT PEMBANGUNAN / PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN TIDAK BERES SMS KE 0852 6945 5754 - 0813 6613 0160 - 0852 6678 7751

Sabtu, 01 Juni 2013

JEMPITAN CARA PEREMPUAN DESA MELAWAN KEMISKINAN



Dua hari lalu (24/7) saya diundang menghadiri kegiatan bersejarah di kecamatan saya. Sebuah organisasi perempuan mengadakan launching gerakan dhumbu’an (jempitan) yang melibatkan kurang lebih sekitar 500 anggotanya yang tersebar di 17 desa. 500 orang  ini diharapkan menjadi penggerak di komunitasnya masing-masing. Jika setiap penggerak bisa mengajak satu orang saja, maka jumlah yang terlibat dalam gerakan ini 1.000 orang.

Gerakan jempitan adalah gerakan dimana  perempuan yang terlibat sepakat untuk menyisihkan 1 sendok beras setiap kali memasak. Jika dalam 1 hari para ibu memasak 2 atau 3 kali, maka para ibu menyisihkan  2 atau 3 sendok ke dalam kotak yang sudah disediakan oleh organisasi perempuan tersebut.

Setiap minggu bersamaan dengan kegiatan kelompok pengajian yang ada di setiap desa, hasil  jempitan bersama-sama dikumpulkan. Kemudian hasil  jempitan dari desa diserahkan oleh koordinatornya kepada panitia di tingkat kecamatan. Hasil jempitan ini digunakan untuk membiayai kegiatan organisasi perempuan baik di tingkat kecamatan dan desa, sebagian disalurkan kepada warga miskin, sebagian dijadikan lumbung pangan, dan sebagiannya lagi di saving untuk membangun Balai Kesehatan Ibu-Anak (BKIA).

Para ibu nampak optimis dengan gerakan ini. Dari pengalaman gerakan jempitan di satu desa dua bulan sebelumnya, penggalangan dana secara swadaya optimis bisa dilakukan. Di satu desa yang sudah sukses tersebut ada sekitar 200 orang yang terlibat dalam gerakan jempitan. Dalam dua bulan beras yang dikumpulkan hanya 1 sendok setiap kali mau memasak, ketika dirupiahkan memperoleh uang sekiar dua juta. Bayangkan jika gerakan ini nanti merata dilakukan di 17 desa. Hasilnya tentu jauh lebih besar. Dan  itu hanya dilakukan dalam hitungan bulan. Bayangkan jika bertahun-tahun? Jadi, launching ini menandai dimulainya jempitan secara massif di 17 desa, setelah sebelumnya sukses dilakukan di 1 desa.

Saya yang ikut menyaksikan launching gerakan ini terharu sekaligus bangga melihat perempuan desa bisa membangun kebersamaan dan kesepahaman untuk terlibat dalam permasalahan kemiskinan. Dalam kenyataannya, saya melihat, organisasi perempuan di kecamatan saya memang lebih hidup dari organisasi bapak-bapak. Organisasi perempuan juga lebih mengakar, disiplin, dan lebih peka merespon permalahan social.

Yang menarik bagi saya, ketika seorang yang memberi orasi dalam gerakan ini mengatakan bahwa di tengah tarik ulur UU Jaminan Sosial yang sampai  masih belum disahkan hingga detik ini, gerakan jempitan adalah penegasan bahwa tanpa dibantu pemerintah, rakyat bisa menyelesaikan persoalannya sendiri.  “1 sendok beras sebelum memasak” adalah gerakan riil untuk terlibat menyelesaikan persoalan kemiskinan, ketimbang menunggu good will pemerintah  yang tak lebih “angin surga”.

Mungkin, para pemimpin bangsa ini  harus belajar banyak kepada perempuan desa yang memiliki kepekaan social dan bekerja dengan cepat untuk menyelesaikannya. Di tengah deraan ekonomi, mereka begitu tangguh menyiasati hidupnya sendiri dan masyarakatnya. Berangkat dari yang kecil untuk mewujudkan mimpi besar. Bukan hanya pangku tangan enak hidup sendiri atau hanya mengobral janji yang tidak pasti. Saatnya bekerja untuk sekarang.

Noname
Matorsakalangkong
Sumenep, 26 juli 2011

Berita Populer