Program
PNPM-MP mulai masuk di Desa kami pertengahan 2008 yang lalu di mana dalam
tayangan di media electronic telah sama-sama kita ketahui begitu gencarnya
program ini, dalam rangka peningkatan pembangunan yang partisipatif, yang lebih
di kenal “DOUM” tapi di tahun pertama kami belum mendapatkan tiket untuk ikut
menerima BLM. di sinilah kami baru bisa
membuka mata kami dengan program yang selama ini kami nanti-nantikan .
Kemudian
dengan berlapang dada kami menerima keputusan hasil dari MAD II / prioritas
usulan namun itu lebih menjadikan para pelaku di desa kami bersemangat untuk tahun kedepannya.
Dalam
berbagai pertemuan mulai dari tingkat dusun hingga desa diputuskanlah untuk
mengusulkan pengadaan air bersih, mengingat selama ini jangankan untuk layak
minum, untuk kami pergunakan Mandi dan mencuci saja sangat sulit kami peroleh
mengingat hanya ada satu sumber air terbilang cukup layak menurut ukuran kami,
apalagi bermimpi seperti layaknya saudara kita yang di kota. Setelah melalui berbagai tahapan dalam
kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan tibalah saatnya penentuan apakah mimpi kami
akan terwujud atau tidak melalui Musyawarah Antar Desa Prioritas Usulan (MAD
II).
Dan Alhamdulillah ternyata
usulan kami untuk pengadaan air bersih melalui pipanisasi yang diusulkan
melalui usulan Musyawarah Desa Khusus Perempuan (MDKP) dapat terdanai dan tentu
saja hal ini menjadi kabar gembira bagi masyarakat desa kami Sungai Jambat.
Akan
tetapi apa yang semula kami anggap sebagai kabar gembira yang dapat mengatasi
permasalahan masyarakat, tidak mudah pula untuk kami sampaikan mengingat masih
adanya berbagai kalangan yang tidak mempercayai bahwa hal ini akan berhasil
untuk dilaksanakan. Disamping sulitnya meyakinkan pihak-pihak yang pesimis
terhadap pelaksanaan kegiatan, kami juga kesulitan dalam menjelaskan dan
menumbuhkan keswadaya’an masyarakat, mengingat mereka dan mungkin juga dari
kami para pelaku belum begitu memahami program ini. namun dengan memberikan
pengertian yang bisa di cerna oleh mereka lambat laun mereka mulai mengerti dan
Alhamdulillah itu semua berjalan dengan baik.
Sebelum
dibangunnya pipanisasi melalui PNPM Mandiri Perdesaan, bila pagi datang
anak-anak sekolah berebut saling dulu di tempat dan lokasi yang sangat sempit,
ibu–ibu harus rela meninggalkan beberapa aktifitas pagi di rumah demi untuk
bisa hadir lebih awal dari ibu-ibu yang lainnya, terkadang sampai jam 9 malam
masih ada masyarakat desa kami yang mengambil air terutama di saat kemarau.
Saat
ini keada’an demikian tak pernah lagi kami jumpai karena mereka sudah bisa
menikmati air di rumah mereka sendiri tanpa harus berdesak-desakan, bahkan
dengan berswadaya masyarakat meningkatkan kapasitas mesin dan volume pipa untuk
dapat melayani lebih banyak kebutuhan masyarakat.
Begitu
besar sekali harapan masyarakat untuk melihat kedepannya dengan PIPANISASI ini
mereka bisa mendapatkan pelayanan air bersih yang lebih layak lagi dari yang
sudah di rintis oleh kaum Ibu, apa yang elah diusulkan oleh kaum ibu bagi saya
membuktikan bahwa mereka lebih peka dan lebih berpikir maju.
(H. Nazar)
Sekretaris BKAD Kecamatan Sadu