SELAMAT DATANG DI BLOG PNPM MANDIRI PERDESAAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI ---o000o PNPM-MPd o000o--- LAPOR JIKA ANDA MELIHAT PEMBANGUNAN / PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN TIDAK BERES SMS KE 0852 6945 5754 - 0813 6613 0160 - 0852 6678 7751

Kamis, 06 Juni 2013

KELAPA POTENSI YANG TERABAIKAN



Ketika saya berada didesa saya selalu menyempatkan diri untuk mengamati apa yang menjadi sumber pendapatan masyarakat,  salah satunya adalah perkebunan kelapa atau pendapatan yang bersumber dari penjualan kelapa, Kopra dan arang batok kelapa, lalu saya coba untuk membandingkan dengan DIY Yogyakarta pada saat kita berjalan disepanjang mallioboro maka dengan mudah akan kita temui kreatifitas seni dari pohon kelapa seakan tak ada bagian dari kelapa yang tidak dapat dimanfaatkan, semua memiliki nilai guna dan nilai jual.

Saya tidak berharap banyak pemanfaatan kelapa di Tanjabtim sama dengan Yogyakarta tapi paling tidak banyak hal yang dapat dimanfaatkan dan memungkinkan untuk dikembangkan dari pemanfaatan kelapa oleh masyarakat selain kopra, dan arang kelapa,  misalnya serat sabut, meningkatkan produk arang kelapa menjadi briket ataupun asap cair. 

Khusus Pembuatan dan pemanfaatan asap cair hasil penelitian Lilis Sucahyo mahasiswa fakultas Tekhnologi pertanian IPB pernah difilm kan melalui Film dokumenter Sang Pengumpul Asap yang berhasil meraih The Best Idea dan menjadi finalis dalam Eagle Awards Documentary Competition 2009 yang diselenggarakan Metro TV , karya lilies ini juga menjadi lima besar ketika  dipresentasikan di forum internasional penyelamatan lingkungan dan upaya mengurangi dampak pemanasan global, Bayer Young Environmental Envoy 2009 di Leverkusen, Jerman.

Di dunia internasional, produk yang dikenal dengan nama wood vinegar atau liquid smoke tersebut telah lama digunakan sebagai penambah cita rasa pada produk makanan. Jepang merupakan salah satu negara yang intensif mengembangkan dan memproduksi asap cair dan menjadikan produk ekspor yang menembus pasar Eropa dan Amerika.

Sekarang coba kita lihat kembali pemanfaatan kelapa oleh masyarakat, disepanjang perjalanan Muara sabak Ulu ke mendahara atau ke sadu, akan banyak kita jumpai sabut kelapa yang terbuang tidak termanfaatkan padahal saat ini serat sabut merupakan produk exsport yang memiliki pasar yang luas didunia internasional, selanjutnya dengan mudah dapat pula kita jumpai masyarakat yang membakar batok kelapa untuk dijadikan arang,  dengan asap yang menggangu penglihatan dan pernafasan, padahal asap dari pembakaran batok kelapa masih bisa dimanfaatkan menjadi Asap Cair dengan berbagai macam kegunaan. Antara lain, sebagai pengawet alami makanan seperti ikan, bakso, dan tahu, sebagai bahan koagulan lateks, bahan penghilang bau (deodorizer), desinfektan buah-buahan, serta pestisida organik dalam pertanian. ”(Dengan bahan pengawet alami itu) makanan bisa tahan sekitar tiga sampai lima hari,” jelas Lilis.

Asap cair dapat juga digunakan untuk pengolahan penggumpalan karet, pengawetan kayu dan pengawetan kulit. untuk obat sakit gigi dan menyembuhkan luka-luka ringan. Saat ini, harga asap cair di pasaran Rp 15.000/liter. Teknologi pengumpul asap itu cocok untuk penerapan konsep produksi bersih (zero waste concept) yang mengharmoniskan upaya perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.  

Pengolahan limbah asap sebenarnya sederhana. Sebelum melayang ke udara, asap dari pembakaran batok kelapa dialirkan ke dalam pipa-pipa besi dan berubah menjadi cair. ”Teknologi yang digunakan memanfaatkan prinsip kondensasi untuk mengubah fase gas.

(aslam_go04@yahoo.com)

Berita Populer